ERDIKHA MORNING IDEA 22 JULI 2021
View PDF
22 Jul 2021

Wall Street Terus Rally Menguat, Mampukah IHSG Mengekor?

Pergerakan indeks pada hari Rabu cenderung mengalami penguatan yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yakni penurunan kasus Covid-19 domestik dari sebelumnya sempat tembuh level 50.000 perharinya, berdasarkan data terakhir 19 Juni 2021 hanya berkisar di 38.000 perharinya. Meskipun kalau kita perhatikan penurunan dari kasus harian Covid-19 ini juga disebabkan oleh turunnya jumlah testing yang dilakukan. Selain karna faktor domestik, kenaikan dari indeks ini juga didorong oleh kenaikan dari bursa US yang mana kenaikannya disebabkan oleh rilisnya beberapa laporan keuangan perusahaan US kuartal 2 yang cukup baik, kemudian meredanya kekhawatiran akan penyebaran virus Covid-19 Varian Delta yang sebelumnya membuat gejolak pasar cukup tinggi karena tingkat penyebarannya yang lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya. Untuk katalis terkait PPKM Mikro Darurat Indonesia kini telah resmi diperpanjang hingga tanggal 25 Juli 2021. Perpanjangan ini dilakukan guna meminimlaisir serta mengurangi jumlah kasus harian Covid-19 secara domestik, meskipun sudah turun hingga level 38.000 namun angka ini masih jauh dari target pemerintah yang menargetkan perharinya berkisar di 10.000 atau bahkan diharapkan bisa dibawah 10.000. Perpanjangan kebijakan ini terbilang lebih cepat periodenya dibandingkan dengan proyeksi para pelaku pasar dan Mentri Keuangan Sri Mulyani yang sebelumnya sempat memproyeksikan akan ada perpanjangan kebijakan PPKM Mikro Darurat hingga 6 pekan karena kenaikan yang terus berlanjut. Meskipun demikian, apabila nanti hingga tanggal 25 Juli 2021 ternyata kasus masih meningkat bahwa lebih tinggi maka ada potensi bagi pemerintah kembali memperpanjang kebijakan ini. Selain itu pada hari kamis (22/7/2021) akan rilis data terkait suku bunga acuan domestik, lending facility rate serta deposite facility rate yang diproyeksikan masih akan sama atau stagnan dilevel 3.5% untuk suku bunga acuan, 4.25% untuk lending facility rate, dan 2.75% untuk deposit facility rate. Proyeksi ini dinilai sesuai dengan kondisi yang ada saat ini, dimana masih belum memungkinkan untuk bank Indonesia merubah kebiakan moneternya ditengah meningkatnya kasus Covid-19 akibat varian baru serta adanya kebijakan pembatasan sosial yang sedikit banyak mengganggu aktivitas ekonomi yang ada. Tidak memungkinkan apabila ada kenaikan dna juga tidak memungkinkan apabila ada penurunan. Selain ketiga data tersebut, dari domestik juga akan rilis data terkait pertumbuhan kredit bulan Juni atau loan growth yang mana sebelumnya sempat tumbuh negatif sebear -1.3% karna akibat dari pandemi sehingga pertumbuhan kredit dimasyarakat terganggu dan berpengaruh ke pertumbuhan kredit secara nasional. Selain domestik, hari kamis juga akan rilis terkait dari data kalim pengangguran US yang diproyeksikan berdasarkan konsesnsus Trading economics akan cendeurng mengalami penurunan dari 360.000 menjadi 350.000, yang mana apabila hal ini terjadi maka bisa menjadi salah satu katalis positif bagi Bursa US yang nantinya bisa berdampak juga terhadap bursa regional dna domestik. Kemudian untuk Bursa Eropa hari kamis dari Euro Area akan rilis terkait suku bunga acuannya atau yang biasa dikenal ECB Interest Rate Decision, yang mana diproyeksikan masih akan sama yakni berada di level 0%, sementara untuk deposit facility ratenya masih negatif yakni -0.5% berdasarkan konsensus Trading Economics.





PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com